Advertisement
Salah Satu Anggota DPRD Ungkap kan Sejarah Desa Bahitom: Dari Kampung Muara Bahitom hingga Menjadi Desa Tua di Murung Raya
Murung Raya, Benuapos24.com-6 Januari 2025 — Desa Bahitom, yang terletak di Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, awalnya dikenal sebagai Kampung Muara Bahitom. Nama ini diambil dari letaknya yang berada di muara Sungai Bahitom.
Menurut anggota DPRD Kabupaten Murung Raya, H. Rejekinoor, S.Sos, Sungai Bahitom dikenal memiliki air berwarna merah kehitaman. Warna unik ini dianggap istimewa oleh masyarakat setempat karena setiap tahunnya sungai tersebut didatangi oleh ikan tempahas, yang dalam bahasa Dayak Bakumpai Barito dikenal dengan sebutan ikan tapah.
“Awalnya, pemukiman ini hanyalah tempat singgah bagi keluarga-keluarga dari suku Dayak Murung yang hidup dengan pola bercocok tanam secara nomaden. Seiring waktu, penduduk mulai menetap dan membangun rumah-rumah di daerah ini,” jelas Rejekinoor.
Masih menurutnya, sekitar tahun 1915—saat Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda—kampung ini dikunjungi oleh salah satu petinggi Belanda yang kemudian meresmikan Kampung Muara Bahitom secara administratif.
Sejak saat itu, Bali diangkat sebagai kepala kampung pertama. Desa Bahitom kini menjadi salah satu dari 15 desa dan kelurahan yang berada di Kecamatan Murung. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 56.000 km² dan berada di tepi Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito.
Desa Bahitom berbatasan dengan:
- Utara: Desa Danau Usung
- Timur: Desa Muara Laung
- Selatan: Desa Muara Jaan
- Barat: Desa Tahujan Untu dan Kelurahan Beriwit
Lokasinya hanya berjarak sekitar 8 km atau 20 menit perjalanan dari pusat pemerintahan Kabupaten Murung Raya di Kota Puruk Cahu. Dari ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya, jaraknya sekitar 400 km dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan darat.
Berdasarkan arsip desa, berikut daftar kepala desa yang pernah menjabat di Desa Bahitom:
- Bali (1915–1928)
- Durasat (1928–1937)
- Dubal (1937–1946)
- Syahdan (1946–1949)
- Marpan Opo (1949–1959)
- Buntal (1959–1980)
- Hadrani (1980–1989)
- H. Abidinsyah (1989–2003, dua periode)
- H. Tuni (2009–2014)
- Edi Sabara (2015–2021)
- H. Tuni (2021–2027, menjabat kembali)
“Desa Bahitom memiliki sejarah panjang dan kaya akan budaya lokal. Kami berharap generasi muda tetap menjaga dan menghargai nilai-nilai sejarah yang telah diwariskan,” tutup H. Rejekinoor.