› Tanpa label › Bupati Murung Raya Hadiri Pertemuan DAS Barito, Fokus Penanganan Banjir dan Percepatan Program Kartu Huma Betang
RedaksiSenin, 28 April 2025, April 28, 2025 WIB
Last Updated
2025-06-27T06:45:39Z
Bupati Murung Raya Hadiri Pertemuan DAS Barito, Fokus Penanganan Banjir dan Percepatan Program Kartu Huma Betang
Advertisement
Puruk Cahu, Benuapos24.com —Bupati Murung Raya, Heriyus M. Yoseph, turut serta dalam rapat koordinasi bersama Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, dan para bupati dari wilayah aliran Sungai Barito (DAS Barito), yang berlangsung di Aula Kantor Dinas PUPR Kabupaten Barito Selatan, Minggu (27/4/2025). Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu strategis terkait mitigasi bencana, penanganan banjir lintas wilayah, serta akselerasi pelaksanaan program unggulan seperti Kartu Huma Betang dan Transmigrasi Lokal di Kalimantan Tengah. Dalam rapat itu, Bupati Heriyus menyampaikan kondisi terkini pascabanjir di wilayah Murung Raya. Ia menjelaskan bahwa Pemkab telah melakukan langkah cepat dengan menurunkan tim gabungan dari BPBD, relawan, serta instansi terkait untuk memberikan bantuan dan pelayanan darurat kepada warga terdampak. > “Kami bergerak cepat dengan membuka dapur umum, menyalurkan logistik, serta membersihkan fasilitas umum setelah banjir surut,” ungkap Heriyus. Sementara itu, Gubernur Agustiar Sabran menyoroti besarnya dampak banjir yang melanda tiga kabupaten di DAS Barito—yakni Murung Raya, Barito Utara, dan Barito Selatan. Ia menyebutkan bahwa bencana tersebut berdampak langsung pada lebih dari 94 ribu jiwa. > “Sebanyak 31.054 kepala keluarga terdampak, dengan kerusakan mencakup lebih dari 20 ribu rumah dan lebih dari seribu fasilitas umum. Ini salah satu bencana besar yang pernah terjadi di wilayah DAS Barito,” jelas Agustiar. Pemerintah Provinsi Kalteng, lanjutnya, telah mendistribusikan 75 ton bantuan logistik sebagai bentuk dukungan nyata kepada masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antardaerah guna mempercepat pemulihan serta mendorong program pembangunan berbasis masyarakat adat, seperti Kartu Huma Betang. > “Kolaborasi antarwilayah sangat penting, apalagi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketimpangan pembangunan,” tegas Gubernur. Pertemuan lintas daerah ini diharapkan tidak hanya menghasilkan solusi jangka pendek, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan jangka panjang berbasis daya tahan bencana dan pemberdayaan komunitas lokal.