Advertisement
Anyaman Dayak Murung Raya: Warisan Budaya yang Terancam Punah
Puruk Cahu, Benuapos24 .com-19 April 2025 – Anyaman tradisional suku Dayak di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, menyimpan pesona budaya yang luar biasa. Namun, keberadaannya kini kian terpinggirkan. Hal ini disampaikan oleh Anggota DPRD Kabupaten Murung Raya, Imanudin, S.Pd.I.
“Anyaman Dayak memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam proses pembuatannya. Desainnya rumit, motifnya beragam dan penuh warna. Tidak kalah dari anyaman suku lain di Indonesia,” ujar Imanudin.
Menurutnya, bahan baku untuk membuat anyaman masih mudah ditemukan di wilayah Murung Raya, seperti bambu, rotan, daun pandan, dan nipah. Namun, keberadaan hutan sebagai sumber bahan tersebut kini terancam akibat maraknya aktivitas pertambangan.
“Dulu hutan kita asri, penuh rotan, bambu, dan tanaman lainnya. Sungainya jernih, pohon-pohonnya rindang. Sekarang sebagian besar wilayah itu sudah menjadi kawasan tambang,” jelasnya prihatin.
Ia menegaskan bahwa jika eksploitasi terus berlanjut tanpa memperhatikan pelestarian budaya, maka identitas masyarakat bisa hilang.
“Kalau pembangunan hanya fokus pada infrastruktur tanpa menyentuh akar budaya, maka jalan dan jembatan yang dibangun hanya akan menjadi jalan untuk meninggalkan kebudayaan kita,” tegas politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Imanudin juga menyayangkan minimnya minat generasi muda terhadap kerajinan tradisional ini. Saat ini, katanya, hanya warga lanjut usia yang masih memiliki kemampuan menganyam. Anak muda lebih memilih bekerja di sektor tambang atau perkebunan.
Sementara itu, menurut hasil ekspedisi sejumlah peneliti di komunitas Dayak Murung Raya, sekitar 60% anak muda mengaku tidak mendapatkan pembinaan yang cukup dari pemerintah terkait pelestarian budaya, termasuk pelatihan dan pemasaran hasil kerajinan.
Seorang pengrajin lokal yang enggan disebutkan namanya juga mengungkapkan bahwa pasar untuk anyaman Dayak sangat terbatas. “Kalau pun laku, itu biasanya hanya pada musim panen. Selebihnya, masyarakat lebih memilih produk dari luar daerah,” ungkapnya, sembari berharap pemerintah daerah dapat memberi perhatian lebih terhadap pelestarian dan pemasaran anyaman khas Dayak ini.